Dadar Gulung, Kue Basah Kenangan | Kue Tradisional

Mendengar kata “Dadar Gulung“, kenangan saya pasti bermuara ke alm. mama saya, yang jago banget bikin kue-kue basah Manado dan kue basah lainnya, termasuk si Dadar Gulung ini. Mama dulu menerima pesanan aneka kue basah, dan juga setiap hari membuat kue-kue basah untuk dititipkan di kantin pabrik otomotif di daerah Sunter, Jakarta Utara. Tiap hari itu judulnya ratusan dan beberapa macam kue, seperti risoles, roti goreng, bakpao, panada, lalampa, dll. Tiada hari tanpa kue-kue tersebut, kecuali hari Minggu tentunya. Mulai pagi rumah telah dipenuhi wangi kue-kue tersebut. Mungkin itu sebabnya saat telah bekerja aku mulai tertarik untuk mencoba-coba aneka macam kue, oh iya dimulai dengan membeli kumpulan resep Prima Rasa…

Salah satu kue basah kenangan itu adalah Dadar Gulung. Dadar Gulung yang enak buatku adalah dadar gulung dengan isian unti yang pekat alias gelap/coklat dan agak basah dan justru kulit dadarnya aku kurang suka yang mulus gitu, aku suka kulit yang agak berlubang-lubang seperti bopeng gitu… Kebanyakan dadar gulung yang dijual di pasaran adalah dadar gulung dengan isian unti yang non pekat, alias agak putih gitu, rasanya kurang nendang buatku.

Jadi saat rasa rindu menyerang beberapa hari lalu, kusempatkan membuat si Dadar Gulung ini. Oh iya, alm. mamaku membuat warna hijaunya dengan campuran daun pandan dan daun suji yang tumbuh subur di depan rumah. Ya, dulu halaman rumah kami penuh dengan tumbuhan daun pandan dan daun suji. Sayang kini hanya ada tumbuhan daun pandan saja. Itu pun sudah lumayan, kalau perlu daun pandan sehelai dua helai, gak usah jauh-jauh ke pasar, tinggal gunting saja daun pandan di halaman rumah. Mayan khan hehe

Kami punya alat penumbuk daun pandan dan daun suji ini, yang terbuat dari batu kali ya tapi benar-benar batu karena awet banget hingga beberapa tahun lalu akhirnya dihibahkan ke tanteku. Enak sekali lho menumbuk dengan alat tersebut, tapi ya capek sih, dulu itu aku paling males tuh numbuk si pandan itu, ketahuan dah malasnya hahaha

Oh iya, untuk resepnya, sebetulnya aku punya resep sendiri tapi berhubung buku resepnya tidak bisa kutemukan (saking rapinya kusimpan wkwkwk), akhirnya aku memakai resep Ricke Indriani.

Dadar Gulung

Bahan :

  • 250 gram tepung terigu protein sedang
  • 1/2 sdt garam
  • 2 butir telur, kocok lepas
  • 700 ml santan encer matang
  • 1-2 sdt pasta pandan (hingga didapat hijau yang diinginkan)
  • margarin secukupnya untuk olesan

Bahan Isian (Unti) :

  • 200 gram kelapa parut kasar (daku pakai 1/2 kelapa parut kurang lebih 250 gram, kalau aku pakai yang agak muda)
  • 150 gram gula merah, sisir kasar atau parut menggunakan parutan keju
  • 1/2 sdt garam
  • 100 ml air
  • 1 lembar daun pandan, sobek-sobek
  • 1/4 sdt vanili bubuk

Cara membuat :

Kulit Dadar

  1. Campur tepung terigu dan garam, buat lubang di tengahnya lalu tuang telur dan santan sedikit demi sedikit sambil diaduk rata menggunakan whisk hingga adonan tercampur rata. Tambahkan pasta pandan. Saring.
  2. Panaskah wajan / pan crepe datar diameter 18 – 20 cm (aku pakai 18 cm). Setelah benar-benar panas, olesi wajan dengan margarin tipis. Tuangkan 1 sendok sayur ukuran sedang. Masak hingga matang dan permukaannya tidak lengket bila disentuh. Angkat. Lakukan hingga adonan habis. Ditumpuk saja tidak apa-apa, tidak angkat lengket si kulit.

Isian Unti :

  1. Panaskan air, gula merah, garam dan daun pandan. Masak dan aduk-aduk hingga gula larut. Masukkan kelapa parut. Aduk-aduk hingga airnya menyerap semua, hingga menjadi unti, jangan terlalu basah dan jangan terlalu kering. Bila sudah didapat konsistensi yang diinginkan, matikan api. Dinginkan.
  2. Penyelesaian : ambil selembar kulit dadar, beri isi unti kelapa. Lipat dan gulung, tata di piring. Lakukan hingga kulit dadar habis.

One thought on “Dadar Gulung, Kue Basah Kenangan | Kue Tradisional

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *