DOWA Bag | Pertama kali melihat DOWA Bag di postingan facebook seorang teman yang tinggal di luar negeri, tepatnya di fb Dede Permadi, putrinya bp Permadi, anggota DPR yang juga paranormal itu. Yup, Dede adalah teman di US Embassy dulu cuma kita beda department, kami biasanya bertemu setahun sekali di lapangan volley atau tenis meja atau bulutangkis saat event 17-an alias bertanding saat babak penyisihan ataupun final. Sewaktu di US Embassy aku memang cukup aktif berolahraga, duhh jadi kangen masa-masa berolahraga dengan teman-teman di sana hikss
Suatu ketika Dede yang menikah dengan pria Belanda dan tinggal di sana, memajang koleksi Dowa bag-nya di fb dan aku pun takjub melihatnya, bagus-bagus euyyy itu tas Dowa jadi pengendotcom deh… Pas tahu webnya www.dowabag.com langsung deh lihat-lihat koleksi yang dijual di sana dan berharap suatu saat bisa berkunjung langsung ke pabriknya di Yogya, rasanya lebih afdol bila melihat langsung barangnya.
Kesempatan itu datang Februari lalu saat bertandang ke rumah Anis dan demo di sana. Dari awal aku dah bilang sama Anis kalau aku mau ke Dowa, paling enggak punya satuuuu aja itu Dowa bag hehehe Aku suka banget sama yang berbau handmade ataupun tradisional. Oh iya, dulu pernah belajar crochet / rajut-merajut ini dari Yanna, temanku yang pintar banget merajut yang tinggal di Bogor. Bersama Tanti aku main ke rumah Yanna, trus diajari merajut oleh Yanna, duhhh Yanna tuh baik banget deh, sudah belajarnya gratis kita malah disuguhi ayam goreng yang enakk, kurang apa coba ya xixi makasih banyak ya Yan… Sayangnya hingga saat ini hanya Tanti saja yang lanjut bisa crochet, sementara aku? karena lama gak dipraktekkan jadi lupa, coba lihat di youtube kagak ngerti juga, waduhhh dasar lemot yak xixi
Now back to Dowa bag… Saat memasuki gedung kupikir luarnya akan seperti department store gitu, ternyata penampakan dari luar biasa saja, namun kesan tradisional berasa banget dari desain eksteriornya yang kental dengan aksen Jawa, ada pintu gebyok gitu dan dinding kayu dengan warna gelap natural.Kesan mewah dan elegan baru terlihat saat kami memasuki area pajang Dowa. Oh iya Anis mengantarku ke Dowa dengan bermotor, jadi berboncengan gitu kita… Benar-benar wanita perkasa ya hehe
Ternyata ada 2 ruangan area pajang tas Dowa. Tempat pertama yang akan kita lihat saat memasuki area pajang adalah produk-produk tas Dowa kualitas nomor 1, terlihat dari kerapatan rajutan dan tali yang menampilkan kesan eksklusif. Aneka macam tas rajut dengan model dan warna-warni cantik bisa ditemukan di sini. Tas-tas tersebut ada yang bertali/selempang berbahan kulit dan ada juga bahan sintetis, terkesan mewan dan elegan, dibandrol dengan harga mulai dari Rp 300.000 (untuk tas model kecil) hingga 2 jutaan rupiah. Jadi jelas ya pangsa pasar seperti apa yang dibidik oleh owner Dowa ini. Kabarnya banyak pelanggannya di luar negeri. Konon owner Dowa dulunya memang owner pabrik tas juga tapi bukan tas rajutan dan kurang terkenal, setelah membidik tas rajutan dan sukses meluncurkan strategi baru untuk memasarkan produknya, sukses pula melatih dan mempekerjakan warga sekitar akhirnya Dowa bag memiliki pelanggan hingga ke luar negeri. Wow… membanggakan yaa, produk lokal bisa “go international”, sayangnya sepertinya benangnya masih impor jadi maklum bila harganya mahal dan juga karena handmade, itu namanya kita menghargai karya-karya handmade.
Ruangan kedua dipajang aneka tas yang tidak kalah cantik dengan ruangan pertama, hanya bedanya semuanya full rajutan, jadi tali atau selempang tas pun terbuat dari bahan rajutan atau semuanya full rajutan. Harga tas yang ada di ruangan tersebut lebih murah dari ruangan sebelumnya. Tinggal tergantung selera, lebih suka yang mana, tapi menurutku tas rajutan dengan tali/selempang kulit lebih cantik/elegan/eksklusif dari yang full rajutan, tak heran harganya lebih mahal.
Di ruangan pertama aku lebih bingung karena banyak yang bagus-bagus, naksir tas model backpack (type Majorca) tapi harganya maharani dan tasnya juga kecil (aku lebih suka tas besar karena bisa diisi banyak barang dan juga sesuai dengan tubuhku yang besar hahaha), ada juga tas besar yang kutaksir tapi sayang talinya pendek. Memang lebih puas langsung datang ke tokonya daripada beli online, jadi worthed deh jalan-jalan ke Dowa.
Setelah hampir 2 jam (jiahh lama juga ya, dasar wanita!) capek donk nie kaki, kami pun beristirahat sejenak di rest atau tepatnya snack room karena di ruangan ini pihak Dowa telah menyiapkan aneka snack dan minuman untuk para tamu yang berkunjung. Kabarnya supir-supir pada senang kalau boss mereka ke tempat ini karena sambil menunggu mereka bisa makan minum sepuasnya 🙂 Snacknya pun enak-enak, camilan khas Jawa gitu seperti cenil
Oh iya, snack area ini ada di tengah-tengah di antara exclusive bag dan full crochet bag.
Setelah kenyang menikmati snack yang disediakan, aku menuju “pabrik” tempat di mana para pekerja ber-crochet ria, dengan banyaknya benang yang tersusun rapi, pekerja yang asyik dengan rajutan mereka, hmm… pengen deh bisa crochet tapi cuma keinginan doank karena gak sanggup akunya hehe
menurut saya tas rajut dowa itu sangat detil proses pembuatannya, benar-benar sebuah karya seni yang lahir dari tangan-tangan terampil. semoga semakin maju dunia industri kerajinan indonesia.
Keberanian memulai bisnis + passion = sukses
Bagus bagus yah tas nya