Jalan-jalan ke kota Serang, Banten dan bertemu si Ketempling

Kamis, 11 September lalu ada inbox ke bbmku menanyakan panci Isa dan beberapa hari kemudian eh tepatnya tanggal 3 Oktober lalu mbak Tati, yang inbox aku itu, jadi memesan 10 panci Isa dan beliau langsung transfer semuanya lho, total ditransfer Rp 18jt lebih. Sebelumnya aku tanya dulu, mbak Tati percaya transfer sebesar itu ke rekeningku? Dan dijawab, “iya mbak Femmy, aku percaya kok, khan aku dah kenal mbak Femmy sejak lama, sejak dari Dapur Bunda, cuma aku member pasif mbak…” ohhhh… hehehe syukurlah kalau aku dipercaya seperti itu oleh mbak Tati 🙂

Iya sih aku memang member milis Dapur Bunda, milis masak-memasak pertama di Indonesia (eh benar gak yah xixi) dan pernah datang kopdar bertemu dengan owner DB, alm. Inong Harris dan juga mbak Fat sebagai pengajar, saat DB menggelar HBH di daerah Pancoran dulu. Aku masih ingat waktu itu aku bawa panada sebagai potluck. Senangnya bisa bertermu dengan Inong, yang suaminya itu ternyata adalah adik kelasku di SMA 13, jadi masih orang Priok juga lho…

Mbak Tati sering melihat aku ngiklan di milis, tepatnya sih ngiklan di NCC, sejak pertama NCC berdiri, tahun 2004 silam. Sebetulnya gak ngiklan sih karena waktu itu awal-awal aku berjualan panci Isa, dengan cara mencari 10 pembeli, sehingga aku bisa dapat gratis 1. Dari situlah aku jadi ketagihan jualan si Isa ini xixixi habisnya best seller sih 🙂

Mbak Tati yang bertempat tinggal di Serang itu akhirnya jadi memesan 9 panci Isa Praktik ukuran 7 liter dan 1 panci Isa Praktik ukuran 9 liter, so mbak Tati bisa mendapat 1 Isa Praktik ukuran 7 liter. Plus hadiahnya lho… kebetulan 1 hari itu pas hadiahnya si Steamer Isa, keren khan?

Senin, 6 Oktober lalu jadilah aku diantar supir kantor ISA pasiar ke Serang, dalam rangka mengantarkan panci dan juga mendemokan cara pakainya. Semula rencananya kami akan berangkat jam 10 pagi tapi karena supir kantor tidak masuk jadilah diantar staff lainnya dan berangkat jam 11.30, siang banget yak xixi Bersyukur kondisi jalan lancar, hanya di pintu masuk tol Karang Tengah agak tersendat. Sekitar pukul 13.00 kami tiba di lokasi perumahan tempat tinggal mbak Tati, yang ternyata sangat mudah mencarinya.

Ini aku dan mbak Tati bernarsis-ria dulu xixi
serang 3

Aneh bin ajaib, kami yang baru saja kenal di dunia maya dan kemudian bertemu tapi kok ngobrolnya nyambung2 aja, ya apalagi kalau bukan dunia masak-memasak, atau dunia baking, atau dunia kuliner yang mempersatukan kami. Begitulah kekuatan hobby, kekuatan komunitas 🙂

Kebetulan saat itu baru sehari lewat Idul Adha, dan entah beneran mbak Tati gak begitu merayakan atau tidak, namun daku diberi suguhan snack kampung yang sangat-sangat kusuka. Sambil ngobrol daku ngemil terus itu sagon, habisnya enak banget sih, dan juga jarang-jarang ketemu sagon seperti itu wuaaa #alasandotcom wkwkwk Juga kripik singkong yang ternyata kalau di Kuningan (info dari teman sekolahku, Diar dan Widi yang asli Kuningan) bernama ketempling, enakkkk… kripik pisangnya juga enakkkk… Ketempling ini enak banget jadi temannya makan bakso, jadi seperti kerupuk gitu

Duh senang banget deh disuguhi snack kampung yang enak-enak. Melihat betapa antusiasnya daku menikmati si sagon, ketempling dan kripik pisang, yang menurut mbak Tati adalah buatan ART-nya yang asli Ciamis, mbak Tati menawarkan untuk membungkus buat “bekalku” di jalan, hahaha si mbak tahu aja ya duhhhh baik banget dehhhh 🙂 gak nolak pake banget dehhh

Ini si ketempling, kripik pisang dan sagon bakar
serang 1

Ini si ketempling, alias kripik singkong
serang 2

Begitu tahu yang buat adalah ART mbak Tati yang asal Ciamis, aku sarankan ke mbak Tati untuk minta diajari cara membuatnya, mayan lho buat makan sendiri, atau malah bisa jadi usaha. Duh, kalau saja aku yang tinggal gak jauh dari situ ya xixixi #ngayaldotcom

Setelah puas ngobrol ngalor ngidul, serah terima panci, saatnya go home deh…

Sebetulnya pengen banget nyobain kuliner Serang seperti rabeg, sate bandeng, nasi sumsum atau sambel burog, sayangnya di sepanjang jalan yang kami lewati sepiiiii bangetttt dari warung atau restoran, satu-satunya restoran yang kami jumpai hanyalah RM Padang, gak jauh dari kompleks TNI. Jadilah kami mampir ke situ untuk makan siang yang sangat terlambat. Tapi ya kudu, daripada nti si supir lemas karena gak makan siang xixi

Tuk mbak Tati makasih banyak untuk ordernya ya, untuk suguhannya, untuk semuanya deh, semoga sukses selalu 🙂 Moga-moga kita bisa ketemu lagi ya, di acara-acara komunitas mungkin 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *