Sebelumnya, himbauan aja nie ya: lihatlah postingan ini sebagai salah satu kekayaan kuliner Indonesia, sebagai salah satu perbedaan yang unik, yang “mempersatukan” kita sebagai bangsa (ingak2 Bhinneka Tunggal Ika), semoga dengan pemahaman ini membuat kita saling menghormati sebagai saudara sebangsa setanah air 🙂
Mumpung di Manado, daku ingin sekali mengunjungi Pasar yang menjual Extreme Food di Manado, ada 2 pasar yang menjual extreme food, yaitu Pasar Beriman Tomohon dan Pasar Langowan. Tadi aku berencana ke pasar Tomohon bersama seorang tante dari Gorontalo, namun kutunggu-tunggu tidak ada kabar beritanya, setiap kali ditelpon pun si tante belum bisa kasih kepastian kapan akan perginya. Beruntung, ternyata aku punya saudara di Langowan, cucu bersaudara gitu karena oma kami bersaudara.
Perjalanan ke Langowan melewati gunung, danau dan hutan, pemandangannya indah sekali, dengan belokan dan tanjakan yang kadang cukup berbahaya. Diperlukan supir yang berpengalaman untuk melewati jalan tersebut.
Walaupun enggak jadi ke Pasar Tomohon, yang lebih besar dari Pasar Langowan, namun aku senang banget kok… karena keinginanku melihat extreme food di Manado kesampaian.
Saat kami ke sana sudah cukup siang, sudah jam 12 lewat sehingga kondisi pasar sudah agak sepi. Biasanya pasar ini hanya buka hari-hari tertentu saja, seperti hari Sabtu karena untuk persiapan besoknya ada pesta, atau misalnya ada mingguan (Mingguan adalah rangkaian ibadah penghiburan, jadi bila ada keluarga yang meninggal, sesudah ibadah tiga malam, pada hari Minggu-nya diadakan ibadah penghiburan yang disebut “Mingguan”, lalu dilanjut empat puluh hari dan setahun meninggal).
Apa saja sih extreme food atau kuliner ekstrem yang dijual di Pasar Langowan ini? Bisa lihat di foto-foto ini, beberapa di antaranya :
ÂÂ
Kalau bayi tikus dikonsumsi penderita penyakit bengek (asma), mungkin pernah dengar ya? Tapi kalau tikus dimasak dan dimakan sebagai lauk, mungkin hanya ada di Manado. Tikus atau orang Manado menyebutnya “kawok”, yang dijadikan santapan adalah tikus hutan atau tikus kebun yang hanya memakan buah-buahan yang ada di kebun/hutan.
Kalau anjing tidak hanya di Manado, di tempat lain pun dikonsumsi juga oleh sebagian orang Kristen. Namun melihat prosesnya dibakar dulu hanya ada di pasar seperti Langowan dan Tomohon saja.
Umumnya ular yang dikonsumsi orang Manado adalah ular sawah atau biasa disebut Patola, atau kadang Sanca pun bisa jadi makanan di tangan orang Manado. Coba ya kalau Adam dan Hawa orang Manado, mungkin saat Ular menggodanya dulu tidak akan mempan, karena bisa jadi dimakan duluan oleh orang Manado wkwkwk
Biawak atau orang Manado menyebutnya “Tengkewang”, juga umum dkonsumsi.
Nah kalau yang ini, enak lho… dimasak santan atau dimasak RW. Melihatnya agak-agak gimana gitu ya, lehernya ditohok gitu dan sayapnya dipotong-potong, dipisahkan gitu…
Yang satu ini di Jakarta banyak, berkeliaran di jalan-jalan malah, tapi yang dikonsumsi adalah kucing hutan, jadi makanannya yang ada di hutan.
Kalau monyet tidak setiap saat ada, karena termasuk hewan yang dilindungi. Saat aku ke sana, memang gak nemu si monyet ini.
Buat orang Manado, mereka adalah santapan lezat dan biasanya dibumbui dengan banyak bumbu dapur atau disate.