Tag Archives: manado

Dodol Kenari Khas Manado

Sukaaakk banget dapat resep Dodol Kenari dari seorang teman dari komunitas JS yang baik hati dan tidak sombong. Sebenarnya aku dulu pernah dapat resep Dodol Kenari dari saudara sepupu di Manado sana, tapi hilang entah ke mana hikss dan pernah aku coba bikin dan hasilnya enakkk bener…

Yang resep ini pun enak, tapi aku masih belum yakin bener hahaha harus dicoba sekali lagi kayaknya… mayan rinduku akan dodol kenari terobati 🙂

Dodol Kenari Khas Manado

Bahan :

  • 500-600 gram gula aren (sesuaikan kemanisannya)
  • 2 butir kelapa (parut + air 500 cc menjadi santan kental)
  • Tepung ketan 500 gram – saran teman sih bagusnya pakai tepung pulut Erawan (tepung Thailand) tapi saya menggunakan tepung ketan fresh alias membuat sendiri, niat banget ya hahaha
  • Tepung beras 50 gram
  • Air kelapa 750 cc
  • Kayumanis secukupnya
  • Kenari sangrai secukupnya (aku pakai 200 gram kenari cincang)

Cara membuat :

  • Campur tepung ketan dan tepung beras + air kelapa sampai tercampur rata tidak bergerindil, sisihkan.
  • Masak santan dan gula aren, aduk terus hingga mendidih dan keluar minyak, tambahkan kayumanis.
  • Masukkan campuran tepung (larutan).
  • Setelah tercampur semua masukkan kenari.
  • Aduk terus sampai tidak lengket dan berwarna coklat tua.
  • Keseluruhan pengadukan kurang lebih 3 jam (tapi aku ngaduknya ga sampai 3 jam sih, kurang lebih 1-2 jam gitu, apa karena menggunakan tepung beras fresh ya?)

Walewangko, Rumah Panggung Khas Minahasa

Walewangko atau Rumah Panggung Khas Minahasa ini banyak ditemukan di wilayah Woloan, Tomohon Barat, Sulawesi Utara. Ya karena Woloan tempatnya pengrajin rumah panggung atau rumah kayu khas Minahasa. Saat ke Manado awal tahun lalu, kusempatkan ke Woloan. Dari terminal Tomohon ada angkot yang menuju Woloan, atau naik ojek juga bisa dan tidak terlalu mahal karena tidak jauh, hanya sekitar 10 menitan dari Tomohon.

Di kiri-kanan wilayah Woloan bisa kita temukan banyak rumah adat Minahasa yang siap bisa kita beli.

Rumah panggung Minahasa tidak ada ukiran kayunya sama sekali. Dekorasi biasanya hanya kombinasi silang2 untuk bagian depan / pagar. Konstruksi bangunan rumah kayu tidak memakai paku jadi menggunakan pasak atau paku kayu. Rumah adat ini sangat unik yaitu bisa dibongkar pasang.  Jadi bisa dikirim ke Jakarta misalnya atau bahkan ke luar negeri. Bila ke luar negeri dikirim menggunakan container dan pengiriman menggunakan kapal laut. Sang tukang akan menyusul dan nantinya mereka yang memasang kayu-kayu sehingga menjadi rumah kembali. Hebat yaaa… ternyata mereka memberi tanda khusus pada masing-masing kayu dan hanya pembuat alias sang tukang lah yang tahu arti tanda2 tersebut.

Seluruh rumah adat terbuat dari kayu dan bagian dalamnya tidak dicat atau dipelitur sehingga warna asli kayu masih terjaga. Kayu yang digunakan adalah kayu besi yang banyak ditemukan di Bolaang Mongondow atau kayu meranti yang dikirim dari Palu, Sulawesi Tengah.

Oh iya, harga rumah panggung khas Minahasa ini tidak bisa dibilang murah lho, mulai dari yang paling murah rumah dengan 1 kamar seharga 70-80 juta, untuk yang 2-3 kamar bisa ratusan juta.

Jangan Lihat Postingan Ini : Melihat Pasar Extreme Food di Manado

Sebelumnya, himbauan aja nie ya: lihatlah postingan ini sebagai salah satu kekayaan kuliner Indonesia, sebagai salah satu perbedaan yang unik, yang “mempersatukan” kita sebagai bangsa (ingak2 Bhinneka Tunggal Ika), semoga dengan pemahaman ini membuat kita saling menghormati sebagai saudara sebangsa setanah air 🙂

Mumpung di Manado, daku ingin sekali mengunjungi Pasar yang menjual Extreme Food di Manado, ada 2 pasar yang menjual extreme food, yaitu Pasar Beriman Tomohon dan Pasar Langowan. Tadi aku berencana ke pasar Tomohon bersama seorang tante dari Gorontalo, namun kutunggu-tunggu tidak ada kabar beritanya, setiap kali ditelpon pun si tante belum bisa kasih kepastian kapan akan perginya. Beruntung,  ternyata aku punya saudara di Langowan, cucu bersaudara gitu karena oma kami bersaudara.

Perjalanan ke Langowan melewati gunung, danau dan hutan, pemandangannya indah sekali, dengan belokan dan tanjakan yang kadang cukup berbahaya. Diperlukan supir yang berpengalaman untuk melewati jalan tersebut.

Walaupun enggak jadi ke Pasar Tomohon, yang lebih besar dari Pasar Langowan, namun aku senang banget kok… karena keinginanku melihat extreme food di Manado kesampaian.

Saat kami ke sana sudah cukup siang, sudah jam 12 lewat sehingga kondisi pasar sudah agak sepi. Biasanya pasar ini hanya buka hari-hari tertentu saja, seperti hari Sabtu karena untuk persiapan besoknya ada pesta, atau misalnya ada mingguan (Mingguan adalah rangkaian ibadah penghiburan, jadi bila ada keluarga yang meninggal, sesudah ibadah tiga malam, pada hari Minggu-nya diadakan ibadah penghiburan yang disebut “Mingguan”, lalu dilanjut empat puluh hari dan setahun meninggal).

Apa saja sih extreme food atau kuliner ekstrem yang dijual di Pasar Langowan ini? Bisa lihat di foto-foto ini, beberapa di antaranya :

 

 

  • Tikus

Kalau bayi tikus dikonsumsi penderita penyakit bengek (asma), mungkin pernah dengar ya? Tapi kalau tikus dimasak dan dimakan sebagai lauk, mungkin hanya ada di Manado. Tikus atau orang Manado menyebutnya “kawok”, yang dijadikan santapan adalah tikus hutan atau tikus kebun yang hanya memakan buah-buahan yang ada di kebun/hutan.

 

  • Anjing

Kalau anjing tidak hanya di Manado, di tempat lain pun dikonsumsi juga oleh sebagian orang Kristen. Namun melihat prosesnya dibakar dulu hanya ada di pasar seperti Langowan dan Tomohon saja.

 

  • Ular (Patola)

Umumnya ular yang dikonsumsi orang Manado adalah ular sawah atau biasa disebut Patola, atau kadang Sanca pun bisa jadi makanan di tangan orang Manado. Coba ya kalau Adam dan Hawa orang Manado, mungkin saat Ular menggodanya dulu tidak akan mempan, karena bisa jadi dimakan duluan oleh orang Manado wkwkwk

  • Biawak

Biawak atau orang Manado menyebutnya “Tengkewang”, juga umum dkonsumsi.

 

  • Kelelawar

Nah kalau yang ini, enak lho… dimasak santan atau dimasak RW. Melihatnya agak-agak gimana gitu ya, lehernya ditohok gitu dan sayapnya dipotong-potong, dipisahkan gitu…

 

  • Kucing

Yang satu ini di Jakarta banyak, berkeliaran di jalan-jalan malah, tapi yang dikonsumsi adalah kucing hutan, jadi makanannya yang ada di hutan.

  • Monyet

Kalau monyet tidak setiap saat ada, karena termasuk hewan yang dilindungi. Saat aku ke sana, memang gak nemu si monyet ini.

Buat orang Manado, mereka adalah santapan lezat dan biasanya dibumbui dengan banyak bumbu dapur atau disate.

Bubur Manado

Lagi bingung mau posting resep di MP, kok ga ada pilihan recipe ya? Ya sud aku pakai draft yang belum sempat diposting aja…

Sebetulnya aku biasa2 aja terhadap si bubur Manado ini, kalau ada sih aku makan tapi kalau ga ada enggak kangen juga xixixi

Bubur Manado ala Femmy

Kebetulan tanteku datang dan ada yang minta resep ini, jadi aku minta tanteku yang masak, aku bantuin doank hahahaha Pas banget dapat kiriman roa dari sepupuku jadi deh pelengkapnya adalah rica roa, hmm so yummyyyy aku ampe nambah lho makannya hehe pas lagi flu pula, tinggal hujannya yang kurang 🙂

Masak dengan tanteku, aku jadi ingat alm. mama, coba ya dulu belajar gitu dari si mama hiks

Bubur Manado

Ingredients:

  • 1/2 liter beras
  • air secukupnya
  • 1 lembar daun pandan
  • daun kunyit (kalau ada)
  • 1 batang serai, memarkan
  • 1 batang daun bawang
  • 1 ikat daun kemangi
  • 1 sdt garam
  • 1/2 sdt merica (aslinya ga pake)
  • 2 bh jagung manis, pipil
  • 1/2 kg ubi, potong dadu
  • 1/2 kg labu merah, potong dadu
  • 1 ikat bayam, potong2
  • 1 ikat kangkung, potong2

Pelengkap:
– sambal roa
Atau terserah sambal apa aja

Directions:
1. Buat bubur: masak beras bersama air, daun pandan, batang serai, merica dan garam hingga menjadi bubur yang lunak.
2. Masukkan jagung manis, ubi dan labu merah, masak hingga empuk,
3. Tambahkan bayam dan kangkung, masak sebentar, masukkan kemangi, aduk rata, angkat.
3. Sajikan bubur dengan sambal roa.

Hasilnya buanyak banget cukup untuk 10 orang.