Hujan-hujan seperti ini (banjir pula Jakarta, hadeuhhh…) enaknya menyantap makanan yang berkuah panas seperti bakso, soto, bubur atau mie instan. Namun jangan sering-sering yaaa… menurut dokter sih, cukup sekali dua minggu karena kandungan pengawet maupun bahan-bahan lainnya dalam mie instan bisa menimbulkan efek yang tidak baik bagi kesehatan bila dikonsumsi lebih sering.
Mie instan adalah sumber karbohidrat yang bukan komplek. Bahannya terbuat dari terigu, tepung yang diproses. Makin diproses, sumber karbohidrat jadi makin kurang sehat.
Selain itu, di dalam kemasan mie instan terdapat terdapat bumbu dan minyak.
“Bumbu dan minyak ini yang bikin mie instan jadi enak karena banyak garam, penyedap, dan lemak dari minyak,†ujar dr Fiastuti Witjaksono, SpGK, dari departemen gizi fakultas kedokteran UI Jakarta.
Kebanyakan garam, penyedap, dan lemak ini tentunya merugikan kesehatan. Terlalu banyak bumbu mie instan dan penyedap bisa membahayakan tekanan darah karena keduanya sama-sama sumber natrium. Kebanyakan lemak bisa membahayakan kesehatan jantung.
Meski begitu, dr Fiastuti berpendapat agak salah kaprah jika melarang mengonsumsi mie instan. “Boleh-boleh saja makan mie instan, asal ada syaratnya,†katanya pada Sehatnews.com.
Berikut Tips Memasak Mie Instan Agar Menjadi Makanan Yang Menyehatkan.
Syarat pertama adalah mengurangi bumbu dan minyaknya. Bumbu harus dikurangi agar asupan natrium yang berlebihan bisa dihindari. Minyak bumbu mie instan pun harus dikurangi untuk mengurangi asupan lemak.
Apalagi jika mie instan itu disiapkan untuk anak-anak. Anak tidak dianjurkan makan garam atau gula berlebihan.
Jangan mengajari anak untuk menyantap makanan yang kebanyakan garam dan penyedap. Sebab begitu anak tahu rasa enak dari makanan yang banyak garam dan penyedap, dia tak mau lagi makanan yang kurang asin. Beda dengan orang dewasa yang sudah punya nalar dan memilih makanan sehat.
“Sama halnya dengan rasa manis. Anak yang biasa minum manis akan kesulitan minum susu tanpa gula. Maka mulailah memberi anak susu plain atau tanpa rasa,†katanya.
Meskipun anak tidak boleh diberi diet rendah lemak, ia menegaskan anak tidak boleh diberi lemak sebebas-bebasnya.
Dr Fiastuti berpesan agar anak tetap diberi lemak namun tetap dipilihkan lemak tak jenuh tunggal dan ganda seperti yang terdapat pada alpukat dan ikan.
Syarat kedua, harus ditambahkan zat gizi yang lain sehingga memasok gizi yang komplit untuk tubuh.
“Mie instan jadi makin tak sehat jika dikonsumsi hanya mie saja. Itu artinya, kita hanya mengasup karbohidrat saja. Apalagi jika mie instandijadikan lauk makan nasi. Ini makin tak sehat,†tegasnya.
Agar sehat, hendaknya mie instan disajikan bersama dengan sayuran dan sumber protein sehingga tercapai komposisi ideal 60 persen karbohidrat, 15-20 persen protein, dan 30 persen lemak.
“Sumber protein paling mudah ditambahkan di mie instan adalah telur. Sumber protein telur ini termasuk yang paling baik karena mengandung asam amino yang paling lengkap,†kata dr Fiastuti.
Ketiga, selalu lakukan 2x perebusan.Â
1. Rebus mie instan dalam air mendidih.
2. Tiriskan mie instan, buang air rebusan pertama. Mie instan dilapisi dengan lapisan lilin agar mie tidak lengket, lapisan tersebut akan larut dalam air rebusan pertama sehingga air rebusan pertama lebih baik tidak digunakan.
3. Rebus air yang baru hingga mendidih, apabila Anda ingin membuat mie goreng, cukup bilas mie dengan air panas, sebaliknya apabila Anda ingin mie kuah, jadikan air rebusan kedua sebagai kuahnya.
4. Masukkan bumbu mie instan secukupnya, dan juga bumbu minyak secukupnya, apabila ingin lebih asin dapat diganti dengan garam dan tambahkan sayuran sebagai pelengkap mie Anda.
Dengan merebus mie instan dua kali dan mengurangi penggunaan bumbu mie instan maka dapat mengurangi resiko penyakit yang dapat ditimbulkan dari mengkonsumsi mie instan.
(sumber: sehatnews.com)